Betapa Tepatnya Ramalan Jitu (Prakata)

Dalam prakata buku, saya ingin memberitahu pembaca sebuah rahasia besar, rahasia ini adalah, ketika gelombang otak manusia bisa kontak dengan dewa, dengan kata lain, tersambung dengan alam semesta, tentu saja memilliki "daya gaib".

Buddha Hidup Lian Sheng, Sheng-yen Lu adalah seorang sadhaka, yang ditekuni selama 40 tahun terakhir adalah Buddhadharma, sepanjang hidup mengabdi untuk Buddhadharma dan telah menyelidiki sampai tuntas teori dalam aspek ini.

Memahami asal muasal kehidupan.

Memahami hati.

Menyaksikan Buddhata.

Tathata, Bodhi, Parinirvana, hati memahami sepenuhnya.

Saya berkata, saya tentu saja tahu setiap bagian dari "dunia materi" ini, setiap detik sedang berubah, jika kita dapat memahami perubahan ini, memahami prinsip Dharma, memahami hukum, inilah "kreasi".

Misalnya:

Siang telah berlalu, malam pun tiba.

Siklus musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin juga ada urutannya.

Terbit dan tenggelamnnya matahari dan bulan, segala-galanya ada teori sirkulasinya.

Sementara, umat manusia: lahir, bersekolah, lulus, menikah, melahirkan anak, menua, karma penyakit, kematian.

Sebenarnya adalah semacam teori sirkulasi.

Teori sirkulasi semacam ini adalah perubahan bertahap, juga ada perubahan mendadak, namun, jika kita amati dengan serius perubahan mendadak tersebut, juga berasal dari perubahan bertahap.

Maksud saya adalah:

Di antara langit dan bumi, segala hal ikhwal di alam semesta, dan personalia, semua memiliki sebuah hukum, yang berubah-ubah, saling bersilangan antara atas dan bawah, saling berubah, semangat, fisik, fisiologi, semua saling berubah. Saya ambil istilah zaman sekarang, yaitu "logika".

*

Orang awam pada umumnya mengira "ramalan jitu" adalah tahayul!

"Tidak bertanya pada insan, bertanya pada dewa!"

Ada orang yang keras kepala, tidak percaya nasib. Orang semacam ini, selain "Sang Buddha" dan "Sadhaka Agung" boleh mengatakannya, karena hanya "Sang Buddha" dan "Sadhaka Agung" satu-satunya yang bisa mengubah nasib, para insan di kolong langit, tidak ada satu pun yang di luar dari "nasib".

Kita sadhaka, "Orang bijak senantiasa berusaha agar diri sendiri menjadi lebih baik."

"Setiap hari ada hal baru dari hari ke hari."

"Ilmu Membangun Nasib."

Untuk menghancurkan "nasib" dan mencapai tingkatan yang lebih tinggi dari kehidupan. Tentu saja, kita juga "memahami nasib", "mengubah nasib", "mengalahkan nasib", "membangun nasib", dan mencapai arya yang mencapai pencerahan agung.

Saya (Buddha Hidup Lian Sheng, Sheng-yen Lu), asalkan memusatkan pikiran, jiwa dan raga dikosongkan sepenuhnya, dengan sendirinya, jitu dan terang, terang memancar di sekujur tubuh, juga mampu mencapai tingkatan daya gaib "memahami langit", "memahami bumi", "memahami manusia", juga mampu mengetahui segalanya, alam semesta-langit-bumi, semua ada dalam genggaman saya.

Oleh karena itu, ramalan jitu saya, bukan tahayul, bukan makhluk halus, melainkan Buddhata memancar ke segala penjuru.

Saya berani mengatakan bahwa "betapa tepatnya ramalan jitu saya"!

Asalkan pembaca baca terus, maka akan mengerti!

Itu adalah keyakinan bijak.

Bukan keyakinan tahayul.

Buddha Hidup Lian Sheng. Sheng-yen Lu
17102 NE 40 th CT.
Redmond, WA 98052
U.S.A.

Tidak ada komentar: